Langsung ke konten utama

TUGAS 6 - PPL A

NAMA   : Ananda Hadi Saputra

KELAS  : PPL A

NRP       : 5025201148

KOMPONEN DESAIN SISTEM

Komponen desain sistem adalah elemen-elemen yang membentuk suatu sistem dan membantu merancang struktur serta fungsionalitas dari sistem tersebut. Desain sistem adalah proses menentukan arsitektur, modul, antarmuka, dan data yang digunakan dalam sistem untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan tertentu. Dari beberapa komponen yang ada salah satunya terdapat load balancers. Load balancer adalah komponen penting dalam desain sistem yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas jaringan secara merata di antara beberapa server atau sumber daya komputasi. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja, keandalan, dan ketersediaan aplikasi atau layanan. Pada pertemuan mata kuliah kali ini, kita ditugaskan menggambarkan topologi atau struktur dari masing-masing tipe load balancer yang ada, serta mencari aplikasi jenis apa yang cocok untuk diimplementasikan oleh masing-masing load balancer tersebut.

Load Balancer

Load balancing merupakan proses pendistribusian traffic atau lalu lintas jaringan secara efisien ke dalam sekelompok server, atau yang lebih dikenal dengan server pool atau server farm. Load balancing ini berguna agar salah satu server dari website yang mendapatkan banyak lalu linta kunjungan tidak mengalami kelebihan beban.
Sebuah website yang populer biasanya akan mendapatkan lalu lintas kunjungan yang sangat amat banyak dalam satu waktu. Jika salah satu server mengalami kelebihan beban, proses loading dari website tersebut pasti akan lebih lambat dari biasanya, atau bahkan membuatnya tidak bisa diakses sama sekali. Maka dari itu, load balancing adalah hal yang perlu diterapkan.

Jenis Load Balancing? 

  • Hardware Load Balancer 
    • Hardware Load Balancer merupakan perangkat load balancing yang berbentuk perangkat keras atau fisik. Load balancer ini dapat mendistribusikan permintaan lalu lintas jaringan berdasarkan pengaturan yang diterapkan. Load balancer ini harus diletakkan bersamaan dengan server di pusat data lokal karena bentuknya yang fisik. Jumlah load balancer yang dipasang dapat disesuaikan dengan jumlah lalu lintas tertinggi. Biasanya, load balancer ini dapat menangani lalu lintas dalam jumlah besar. Namun, Hardware Load Balancer memiliki harga yang cukup mahal.
  • Software Load Balancer 
    • Berkat perkembangan perangkat digital, load balancer sudah memiliki versi non-fisiknya. Software Load Balancer termasuk ke dalam perangkat load balancing yang berbentuk perangkat lunak. Artinya, load balancer ini dapat dipasang secara digital pada server. Terdapat dua jenis Software Load Balancer, yaitu komersial dan open source. Jika dibandingkan dengan Hardware Load Balancer, Software Load Balancer ini harganya relatif lebih murah. Selain itu, load balancer ini juga lebih fleksibel karena Anda dapat mengubah load balancer ini sesuai kebutuhan.
  • Virtual Load Balancer
    • Secara sederhana, Virtual Load Balancer adalah gabungan dari dua jenis perangkat load balancing sebelumnya. Load balancer ini mengombinasikan kedua jenis load balancer sebelumnya ke dalam mesin virtual. Anda akan mendapatkan Hardware Load Balancer yang dipasang sebagai perangkat lunak di dalam mesin virtual.

Metode Load Balancing?

  • Round Robin
    • Metode load balancing yang paling umum dan sering digunakan yaitu Round Robin. Metode ini bekerja dengan cara menyalurkan lalu lintas jaringan secara berurutan dari satu server ke server lainnya sehingga menciptakan rotasi pembagian yang stabil.  Sebagai contoh, website Anda memiliki tiga server yaitu: A, B, dan C. Ketika ada permintaan lalu lintas yang masuk, permintaan tersebut akan masuk ke server A terlebih dahulu. Permintaan selanjutnya akan masuk ke server B, permintaan setelahnya akan masuk ke server C, dan prosesnya akan berulang terus.
  • IP Hash
    • IP Hash adalah metode load balancing yang melakukan pendistribusian lalu lintas jaringan berdasarkan data yang berhubungan dengan IP (incoming packet) dari pengguna. Sebagai contoh, data seperti IP destinasi, domain, URL, hingga port number akan menentukan server mana yang diarahkan oleh load balancer.
  • Least Bandwidth
    • Dalam metode Least Bandwidth, pendistribusian lalu lintas jaringan akan dilakukan berdasarkan server dengan jumlah jaringan paling kecil pada ukuran megabyte per second (Mbps) terlebih dahulu. Jadi, ketika ada permintaan masuk, lalu lintas jaringan tersebut akan dialihkan langsung ke server dengan ukuran Mbps paling kecil dibanding yang lain.
  • Least Connection
    • Metode Least Connection akan mendistribusikan lalu lintas jaringan berdasarkan server dengan jumlah koneksi yang paling sedikit terlebih dahulu. Jadi, jika salah satu server memiliki beban koneksi yang lebih besar, walaupun posisinya lebih di depan, permintaan lalu lintas jaringan akan dialihkan ke server dengan koneksi yang lebih kecil terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah terjadinya kelebihan beban pada salah satu server.
  • Least Response Time
    • Dapat dikatakan bahwa Least Response Time adalah versi upgrade dari metode Least Connection. Pada metode ini, distribusi lalu lintas jaringan dilakukan melalui dua cara, yaitu berdasarkan jumlah koneksi yang paling kecil dan waktu respons yang paling cepat. Jadi. ketika ada permintaan masuk, lalu lintas tersebut akan dialihkan ke server dengan koneksi paling kecil dan respons paling cepat terlebih dahulu dibandingkan server lainnya.

Layer 4 Load Balancer

Load balancing layer 4 beroperasi pada layer transport dari model OSI, terutama berkaitan dengan alamat IP dan port. Load balancer layer 4 unggul dalam mendistribusikan lalu lintas secara efisien ke server backend. Mereka dapat menangani volume lalu lintas yang besar dan relatif mudah untuk dikonfigurasi. Mereka tidak perlu memproses pesan.


Layer 7 Load Balancer

Load balancing layer 7 beroperasi pada layer aplikasi dari model OSI dan berhubungan dengan isi paket data. Load balancer layer 7 sangat penting ketika Anda perlu membuat keputusan routing berdasarkan isi permintaan HTTP atau protokol layer aplikasi lainnya. Ini memungkinkan routing yang lebih canggih, seperti mengarahkan lalu lintas ke server backend tertentu berdasarkan jalur URL, header permintaan, atau cookie.


Layer 7 membuat load balancer yang cerdas dan terinformasi berdasarkan isi data, sedangkan layer 4 melakukan load balancing berdasarkan algoritma perangkat lunaknya yang sudah ada. Layer 4 tidak cocok untuk microservices, tetapi layer 7 sangat baik untuk microservices.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ETS - PPL A

NAMA   : Ananda Hadi S NRP        : 5025201148 KELAS : PPL A 1. Apakah perbedaan model analysis dengan model desain? Model Analysis Model analisis fokus pada pemahaman dan penjelasan tentang bagaimana suatu sistem atau fenomena bekerja atau berinteraksi.  Tujuan utama dari model analisis adalah untuk mengidentifikasi masalah, memahami hubungan antara variabel, dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang suatu situasi atau sistem.  Contoh dari model analisis termasuk model matematika, analisis data, atau teori yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku sistem tertentu.  Model Desain Model desain berfokus pada pembuatan rencana atau representasi bagaimana suatu sistem atau objek akan dibuat atau dirancang.  Tujuan dari model desain adalah untuk menghasilkan solusi atau implementasi yang memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu berdasarkan hasil analisis.  Contoh model desain meliputi blueprints (denah), skema konstruksi, a...

APSI - TUGAS 5 - Requirement Definition

Requirement Definition Definisi Requirements Dalam pengembangan perangkat lunak, definisi requirements mengacu pada proses mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mendokumentasikan kebutuhan atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem atau aplikasi. Requirements atau kebutuhan ini berfungsi sebagai panduan bagi tim pengembang perangkat lunak dalam merancang, mengembangkan, dan menguji sistem yang diinginkan. Fungsi Requirements Berikut adalah beberapa fungsi utama dari requirements: Menjelaskan kebutuhan pengguna: Requirements membantu menggambarkan dan menjelaskan kebutuhan pengguna atau pemangku kepentingan terkait sistem atau aplikasi yang akan dikembangkan. Menyediakan panduan untuk perancangan sistem: Requirements menjadi dasar dalam merancang arsitektur, fungsionalitas, dan fitur-fitur yang akan ada dalam sistem. Membantu dalam perencanaan dan estimasi proyek: Requirements yang terdefinisi dengan baik memungkinkan tim pengembang untuk melakukan perencanaan proyek yang le...

APSI - TUGAS 4 - Seleksi dan Manajemen Proyek

Pada era globalisasi yang semakin maju, perusahaan-perusahaan harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi, baik dalam hal teknologi, ekonomi, sosial, maupun politik. Salah satu aspek yang sangat penting dalam menjalankan perusahaan adalah pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam konteks ini, seleksi dan manajemen SDM memiliki peran yang sangat krusial untuk menghasilkan karyawan yang kompeten dan mampu mendukung kemajuan perusahaan. Seleksi SDM Seleksi SDM merupakan salah satu proses penting dalam pengelolaan SDM. Proses ini bertujuan untuk memilih individu yang memiliki kompetensi dan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam proses seleksi SDM: 1. Analisis Kebutuhan Langkah pertama dalam proses seleksi SDM adalah menganalisis kebutuhan perusahaan. Hal ini meliputi identifikasi posisi yang diperlukan, jumlah karyawan yang dibutuhkan, serta kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh calon karyawan. 2...