NAMA : Ananda Hadi Saputra
KELAS : PPL A
NRP : 5025201148
KOMPONEN DESAIN SISTEM
Load Balancer
Sebuah website yang populer biasanya akan mendapatkan lalu lintas kunjungan yang sangat amat banyak dalam satu waktu. Jika salah satu server mengalami kelebihan beban, proses loading dari website tersebut pasti akan lebih lambat dari biasanya, atau bahkan membuatnya tidak bisa diakses sama sekali. Maka dari itu, load balancing adalah hal yang perlu diterapkan.
Jenis Load Balancing?
- Hardware Load Balancer
- Hardware Load Balancer merupakan perangkat load balancing yang berbentuk perangkat keras atau fisik. Load balancer ini dapat mendistribusikan permintaan lalu lintas jaringan berdasarkan pengaturan yang diterapkan. Load balancer ini harus diletakkan bersamaan dengan server di pusat data lokal karena bentuknya yang fisik. Jumlah load balancer yang dipasang dapat disesuaikan dengan jumlah lalu lintas tertinggi. Biasanya, load balancer ini dapat menangani lalu lintas dalam jumlah besar. Namun, Hardware Load Balancer memiliki harga yang cukup mahal.
- Software Load Balancer
- Berkat perkembangan perangkat digital, load balancer sudah memiliki versi non-fisiknya. Software Load Balancer termasuk ke dalam perangkat load balancing yang berbentuk perangkat lunak. Artinya, load balancer ini dapat dipasang secara digital pada server. Terdapat dua jenis Software Load Balancer, yaitu komersial dan open source. Jika dibandingkan dengan Hardware Load Balancer, Software Load Balancer ini harganya relatif lebih murah. Selain itu, load balancer ini juga lebih fleksibel karena Anda dapat mengubah load balancer ini sesuai kebutuhan.
- Virtual Load Balancer
- Secara sederhana, Virtual Load Balancer adalah gabungan dari dua jenis perangkat load balancing sebelumnya. Load balancer ini mengombinasikan kedua jenis load balancer sebelumnya ke dalam mesin virtual. Anda akan mendapatkan Hardware Load Balancer yang dipasang sebagai perangkat lunak di dalam mesin virtual.
Metode Load Balancing?
- Round Robin
- Metode load balancing yang paling umum dan sering digunakan yaitu Round Robin. Metode ini bekerja dengan cara menyalurkan lalu lintas jaringan secara berurutan dari satu server ke server lainnya sehingga menciptakan rotasi pembagian yang stabil. Sebagai contoh, website Anda memiliki tiga server yaitu: A, B, dan C. Ketika ada permintaan lalu lintas yang masuk, permintaan tersebut akan masuk ke server A terlebih dahulu. Permintaan selanjutnya akan masuk ke server B, permintaan setelahnya akan masuk ke server C, dan prosesnya akan berulang terus.
- IP Hash
- IP Hash adalah metode load balancing yang melakukan pendistribusian lalu lintas jaringan berdasarkan data yang berhubungan dengan IP (incoming packet) dari pengguna. Sebagai contoh, data seperti IP destinasi, domain, URL, hingga port number akan menentukan server mana yang diarahkan oleh load balancer.
- Least Bandwidth
- Dalam metode Least Bandwidth, pendistribusian lalu lintas jaringan akan dilakukan berdasarkan server dengan jumlah jaringan paling kecil pada ukuran megabyte per second (Mbps) terlebih dahulu. Jadi, ketika ada permintaan masuk, lalu lintas jaringan tersebut akan dialihkan langsung ke server dengan ukuran Mbps paling kecil dibanding yang lain.
- Least Connection
- Metode Least Connection akan mendistribusikan lalu lintas jaringan berdasarkan server dengan jumlah koneksi yang paling sedikit terlebih dahulu. Jadi, jika salah satu server memiliki beban koneksi yang lebih besar, walaupun posisinya lebih di depan, permintaan lalu lintas jaringan akan dialihkan ke server dengan koneksi yang lebih kecil terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah terjadinya kelebihan beban pada salah satu server.
- Least Response Time
- Dapat dikatakan bahwa Least Response Time adalah versi upgrade dari metode Least Connection. Pada metode ini, distribusi lalu lintas jaringan dilakukan melalui dua cara, yaitu berdasarkan jumlah koneksi yang paling kecil dan waktu respons yang paling cepat. Jadi. ketika ada permintaan masuk, lalu lintas tersebut akan dialihkan ke server dengan koneksi paling kecil dan respons paling cepat terlebih dahulu dibandingkan server lainnya.
Layer 4 Load Balancer
Load balancing layer 4 beroperasi pada layer transport dari model OSI, terutama berkaitan dengan alamat IP dan port. Load balancer layer 4 unggul dalam mendistribusikan lalu lintas secara efisien ke server backend. Mereka dapat menangani volume lalu lintas yang besar dan relatif mudah untuk dikonfigurasi. Mereka tidak perlu memproses pesan.
Layer 7 Load Balancer
Load balancing layer 7 beroperasi pada layer aplikasi dari model OSI dan berhubungan dengan isi paket data. Load balancer layer 7 sangat penting ketika Anda perlu membuat keputusan routing berdasarkan isi permintaan HTTP atau protokol layer aplikasi lainnya. Ini memungkinkan routing yang lebih canggih, seperti mengarahkan lalu lintas ke server backend tertentu berdasarkan jalur URL, header permintaan, atau cookie.
Layer 7 membuat load balancer yang cerdas dan terinformasi berdasarkan isi data, sedangkan layer 4 melakukan load balancing berdasarkan algoritma perangkat lunaknya yang sudah ada. Layer 4 tidak cocok untuk microservices, tetapi layer 7 sangat baik untuk microservices.
Komentar
Posting Komentar